Sociology FISIP UMRAH Goes To Mantang Island (Bagian 2)
Pulau
Mantang berada di perairan lepas Samudera Hindia. Masyarakat Mantang
terkategori pada masyarakat solidaritas mekanik menjadikan lautan
sebagai sumber daya utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Tak
mengherankan jika masyarakat Mantang menggantungkan hidupnya dari
aktifitas perikanan tangkap. Pesona alam Pulau Mantang yang menarik
dengan pantai pasir merahnya menjadikan Mantang sebagai salah satu
destinasi wisata yang cukup dilirik oleh pelancong
==PRA==
Pesisir
selalu punya pesona. Panorama dan keasrian alamnya menjadi daya tarik
yang tak mudah dilupakan. Udara yang sejuk dan suasana yang masih asri
terasa saat pertama kali kami membuka mata di pagi hari. Mentari pagi
menyapa, cuaca di luar sana sangat cerah. Berbanding terbalik dengan
cuaca saat pertama kali rombongan kami menginjakkan kaki di Pulau
Mantang.
Pagi-pagi
kami disuguhkan dengan beragam menu sarapan, seperti nasi lemak,
gado-gado dan lontong. Semuanya maknyus. Namun kami masih belum bisa
move on dari Ranga Asam Pedas semalam. Rasanya yang nikmat dan
disuguhkan dengan cara yang unik (lihat gambar) menjadikan makan semalam
sangat nikmat.

- Ranga Asam Pedas

- Sarapan di Desa Mantang Baru
Namun
poin penting dari keberadaan kami di Pulau Mantang tentu bukan hanya
untuk wisata kuliner, tapi ada hal yang jauh lebih penting yakni
melakukan praktek metode Partisipatory Rural Appraisal sebagai bentuk
rencana tindak lanjut dari pelatihan sebelum ini.
Oleh
sebab itu, setelah menikmati sarapan pagi para peserta langsung turun
ke spot-spot yang telah ditentukan untuk menemui masyarakat Desa Mantang
Baru. Para peserta dibagi ke dalam 5 kelompok, masing-masing diminta
untuk mengajak masyarakat memaksimalkan partisipasinya dalam pengumpulan
data dan informasi.
Ada
9 kekuatan dari metode PRA ini, 1) memfokuskan pada masyarakat
pedesaan. 2)memunculkan alternatif-alternatif untuk daerah-daerah
marginal. 3)menggunakan pendekatan-pendekatan yang sensitif terhadap isu
seperti gender, kebutuhan anak, kelestarian lingkungan. 4)Sistematisasi
partisipasi masyarakat. 5) Menggunakan materi visual dan diskusi
kelompok. 6)memungkinkan anggota masyarakat untuk berinteraksi. 7) multi
sektoral. 8) multi organisasi. 9)Ditutup atau disimpulkan dengan
Rencana Kegiatan Masyarakat.
Adapun
alat PRA adalah Penelusuran Alur Sejarah Lokasi, penyusunan kalender
musim, pemetaan, transek, Pembuatan Bagan Peringkat (Analisa Pilihan)
dan Penyusunan Rencana Kegiatan.

- Peserta ToT Menjadi Fasilitator bagi Masyarakat Desa Mantang Baru
Disinilah
keseruan dari ToT PRA Sosiologi FISIP UMRAH. Peserta berinteraksi
dengan masyarakat dan sekaligus dilatih untuk dapat menjadi fasilitator
bagi masyarakat. Pengalaman ini diharapkan akan meningkatkan kompetensi
lulusan Sosiologi FISIP UMRAH nantinya. (mrs)

- Peserta ToT Menjadi Fasilitator bagi Masyarakat Desa Mantang Baru

- Peserta ToT Menjadi Fasilitator bagi Masyarakat Desa Mantang Baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar